Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Melihat Sisi Lain Republik Kepulauan Fiji

LintasGlobe - Republik Kepulauan Fiji merupakan gabungan lebih dari 300 pulau, terletak di timur Vanuatu, di barat Tonga dan di selatan Tuvalu. Nama Fiji adalah sebuah kata kuno dalam bahasa Tonga untuk kepulauan itu, yang pada gilirannya berasal dari nama dalam bahasa Fiji, Viti.


Sebagai negara kepulauan, di antara pulau-pulau tersebut terdapat dua pulau yang paling utama, yaitu Viti Levu yang menjadi tempat ibu kota negara dan menjadi hunian dua pertiga dari total penduduk, serta Pulau Vanua Levu. Pulau-pulau tersebut vulkan, bergunung-gunung dan berselimut hutan tropis.

Perekonomian nasional yang didasarkan pada sumber daya yang besar merupakan salah satu yang paling maju di antara negara-negara pasifik.

Pengolahan hutan, perikanan, pengolahan tebu, penambangan emas dan sektor pariwisata yang mengandalkan bandara internasional merupakan beberapa jenis kekayaan yang dimiliki Fiji.

Menurut sejarah, dahulu negara ini dianggap sebagai simpanan harta kekayaan Kerajaan Kolonial Inggris di Pasifik. Kepulauan Fiji tetap mempertahankan kekayaan tersebut setelah memproklamasikan kemerdekaannya pada tahun 1970.

Penghuni pertama Fiji berasal dari Asia Tenggara jauh sebelum terjadi hubungan dengan para penjelajah Eropa pada abad ke-17. Persoalan akademik tentang migrasi Pasifik masih belum terpecahkan.

Tercatat bahwa Fiji ditemukan oleh penjelajah Belanda Abel Tasman ketika ia berusaha menemukan Benua Selatan Besarpada 1643. Namun baru pada abad ke-19 orang-orang Eropa tiba di kepulauan ini untuk menetap di sana secara permanen.

Kepulauan ini jatuh ke tangan Britania Raya sebagai koloni pada 1874. Pada 1970, Fiji mendapatkan kemerdekaannya. Pemerintahan demokratis Fiji mengalami interupsi oleh Kudeta militer pada 1987, yang disebabkan keprihatinan bahwa pemerintah pada waktu itu akan didominasi oleh komunitas Indo-Fiji (India).

Akibat dari kudeta kedua pada 1987 ialah bahwa Monarki Britania dihapuskan, Gubernur Jenderalnya digantikan oleh seorang Presiden Fiji non-eksekutif, dan nama lama negara itu berubah dari Dominion Fiji menjadi Republik Fiji (kemudian berubah lagi menjadi Republik Kepulauan Fiji pada 1997).

Sebuah konstitusi 1990 menjamin etnik Fiji mendominasi kekuasaan di Fiji, namun hal ini menyebabkan emigrasi besar-besaran masyarakat keturunan India; kehilangan ini menyebabkan kesulitan ekonomi, namun menjamin bahwa bangsa Melanesia akan menjadi mayoritas.

Amendemen yang diberlakukan pada 1997 menjadikan konstitusi Fiji lebih setara. Pemilu yang bebas dan damai pada 1999 menghasilkan pemerintahan yang dipimpin oleh seorang Indo-Fiji. Setahun kemudian, ia digulingkan dalam sebuah kudeta yang dipimpin oleh George Speight, seorang nasionalis Fiji garis keras.

Demokrasi dipulihkan menjelang akhir tahun 2000, dan Laisenia Qarase, yang telah memimpin pemerintahan sementara saat itu, terpilih sebagai Perdana Menteri. Keanggotaan Fiji di Persemakmuran dikenai sanksi karena kegiatan-kegiatan yang anti-demokratis sehubungan dengan kudeta pada tahun 2000.

Untuk negara seukuran itu, Fiji mempunyai kemampuan angkatan bersenjata yang cukup berarti, dan telah menjadi penyumbang besar dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB di berbagai belahan dunia. Kini republik ini merupakan pusat komunikasi regional yang penting baik di udara maupun laut.