Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ada Yang Tahu Tentang Negara Montenegro? Inilah Keadaan dan Sejarahnya!


LintasGlobe - Montenegro merupakan satu dari enam republik yang membentuk Federasi Yugoslavia. Setelah Yugoslavia pecah, Montenegro membentuk kesatuan dengan Serbia selama beberapa waktu (Serbia - Montenegro). Kemudian, negara ini memundurkan diri pada tahun 2006 menyusul dilakukan referendum, lalu menjadi sebuah negara independen.

Negara ini beribukota di Podgorica dan memiliki populasi sebanyak 627.000 penduduk dengan luas wilayah sebesar 13.812 km².

Montenegro dibatasi oleh Bosnia - Herzegovina, Serbia, Albania dan Laut Adriatik. Pesisir pantai negara ini merupakan objek wisata air, serta terdapat pegunungan dan daratan tinggi menjulang dengan jurang-jurang yang dalam.

Di perairan nagara ini juga terdapat teluk kecil yang dibentuk oleh Muara Kotor, di mana terletak kota yang bernama sama dengan pelabuhan alaminya. Dahulu tempat ini menjadi pusat perdagangan dan seni yang penting.

Negara ini memiliki penduduk yang berasal dari beragam etnik. Bersama warga asli Montenegro, terdapat kaum minoritas Albania, Serbia, Kroasia, Makedonia dan Slovenia.

Struktur ekonomi negara ini masih rural. Pendapatan Montenegro mengandalkan sektor peternakan dan pertanian, termasuk pertambangan (bauksit, seng, batu bara) dan pariwisata.

Bahasa remi: Montenegro
Mata uang: Euro (EUR)
Hari kemerdekaan: 13 Juli


Sejarah Referendum Montenegro

Menurut kelompok penentang kemerdekaan, Montenegro sebagai bagian dari Uni dengan Serbia akan mempunyai kemunginan lebih besar menjadi anggota Uni Eropa, ketimbang sendiri. Uni Eropa tidak mengharapkan Montenegro merdeka. Karena itu berdirilah Uni Serbia Montenegro. Tapi Perdana Menteri Montenegro Milo Djukanovic hanya menyepakati Uni tersebut, apabila masyarakat, melalui referendum diberi kesempatan menyuarakan pendapat mengenai Montenegro merdeka. 

Djukanovic pun dianggap menjadi pemimpin kemerdekaan Montenegro. Dikelilingi kelompok sekitar 20 sahabat keluarga, Djukanovic berhasil menguasai hampir semua bidang baik ekonomi, politik maupun media. Ia memainkan peranan paling kuat selama 15 tahun terakhir.

Djukanovic yakin bisa mempercepat proses keanggotaan Montenegro dalam Uni Eropa dan NATO, apabila Montenegro bisa bebas dari Serbia. Serbia, dan secara otomatis juga Montenegro, dijatuhi sanksi oleh Brussel, karena belum juga berhasil menangkap dan mengekstradisi Jenderal Ratko Mladic kepada Tribunal Yugoslavia di Den Haag. Perundingan dengan Brussel ditunda.

Sementara Presiden Serbia dan Montenegro, Vojislav Kostunica dan Perdana Menteri Serbia, Zoran Djinjic ingin agar federasi tetap dipertahankan, tetapi bersedia memberikan hak otonomi luas kepada Montengero.

Maret 2006, Parlemen Montenegro, dengan suara bulat mendukung usulan untuk mengadakan referendum bersejarah mengenai kemerdekaan dari Serbia, pada 21 Mei 2006.

Uni Eropa akhirnya menuntut agar minimal separuh dari semua pemilih harus memberikan suara. Selain itu, Brussel baru mengakui kemerdekaan Montenegro, apabila didukung oleh minimal 55% pemilih.

Menurut jajak pendapat independen terakhir yang dipublikasikan November 2006, 43 persen dari warga Montenegro menginginkan kemerdekaan, 31 persen menentangnya, dan sisanya, 24 persen, tidak memutuskan. Pemerintah Montenegro mengatakan, usaha untuk mencapai kemerdekaan itu dimotivasi oleh keinginan untuk tidak didominasi oleh Serbia, yang jumlah penduduknya lebih dari delapan juta orang.

Pada 22 Mei 2006, Presiden Komisi Referendum Frantisek Lipka mengumumkan hasil penghitungan suara sementara referendum, di mana 55,4 persen rakyat Montenegro yang berpartisipasi dalam referendum menghendaki Montenegro merdeka atau memisahkan diri dari Serbia. Sebanyak 44,6 persen pemilih menentang ide kemerdekaan itu.

Dari 485.000 pemilih yang terdaftar, sekitar 86,3 persen menggunakan haknya. Berdasarkan ketentuan dari Uni Eropa, hasil referendum dinyatakan sah jika salah satu pihak minimal memperoleh 55% suara.

Perdana Menteri Montenegro Milo Djukanovic juga telah memproklamasikan kemenangan blok prokemerdekaan meski belum ada pernyataan resmi komisi yang menangani referendum. Ketua Komisi Luar Negeri UE Javier Solana menyambut baik hasil sementara referendum Montenegro dan berjanji akan menghargai hasil akhir seluruh penghitungan suara.

Pasca Referendum

Pada 28 Juni 2006, Montenegro menjadi anggota ke-192 PBB. Pemilihan umum pertama, sebuah pemilu parlemen yang dilaksanakan pada 10 September 2006 menghasilkan koalisi yang dibentuk Perdana Menteri Milo Đukanović, Koalisi Montenegro Eropa sebagai pemenangnya.

Pada 5 Juni 2017, Montenegro resmi menjadi anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO yang ke-29 pada 5 Juni 2017. Montenegro menjadi satu-satunya negara anggota baru dalam sembilan tahun terakhir, setelah Kroasia dan Albania bergabung pada tahun 2008.